Rabu, 12 Agustus 2015

Lima Puluh Ribu Lima Buku


Bulan kemarin tepat sehari sebelum hari raya Idul Fitri saya menyempatkan diri mengunjungi kios buku bekas langganan, tempatnya terletak di sebelah utara alun-alun utara kota Solo. Biasanya jelang hari lebaran orang-orang menganggarkan uang untuk membeli baju baru, tapi saya malah nekat membeli buku, Hal ini bukan tanpa alasan, sebab ketika hari raya saya tak kemana-mana, jadi bukulah yang akan menjadi teman saya berdiam diri dirumah, pilihan yang tepat daripada membeli baju baru. Makanya hari itu disaat orang-orang sibuk memilih baju, saya sibuk menenggelamkan diri dalam tumpukan buku-buku.

Setelah berjibaku dengan ratusan buku yang kadang membuat hidung bersin karena berdebu, terpilihlah 3 buah buku yang akan menjadi teman saya mengisi liburan hari raya lebaran. 3 buah buku yang awalnya dilabeli harga 40 ribu rupiah oleh sang penjual itu, akhirnya menjadi milik saya dengan banderol 30 ribu. Ada yang unik waktu proses tawar menawar, awalnya bapak penjual sok tidak peduli dengan tawaran saya, ia tetap keukeuh dengan harga 35 ribu rupiah, sambil "pura-pura" sibuk ngobrol dengan penjual sebelah, ia terkesan menolak tawaran saya di angka 30 ribu rupiah. Saya baru tahu kepura-puraan itu setelah saya beranjak pergi ke parkiran, tiba-tiba tanpa komando bapak tadi menguntit saya, saya kagetlah, dan dia spontan bilang "Jadi bukunya, 35 ribu ya.." Eh udah dibilangin saya maunya 30 ribu kok. Dan seperti yang kerap terjadi dalam dunia tawar-menawar bapak penjual itu akhirnya melepas buku yang didapatnya entah darimana tersebut dengan harga seperti yang saya inginkan, 30 ribu. Rejeki buat lebaran besok mana mungkin dia tolak, batin saya.


Anyway sebulan berlalu saya kembali membeli buku, kali ini di sebuah tempat yang lebih enak, lebih bersih, lebih dingin karena ber AC, ya dimana lagi kalau bukan salah satu toko buku besar di Indonesia Gramedia. Rupanya disana sedang ada pameran buku dari penerbit KPG, kebetulan deh saya suka buku nonfiksi dan KPG paling sering menerbitkan buku-buku dengan genre tersebut, jadilah malam itu saya sedikit kalap melihat judul-judul buku yang ditumpuk rapi di area pameran, wuiih keren-keren pikir saya, dan walaupun buku yang dijual di pameran adalah terbitan 3 atau 4 tahun lalu, namun menarik juga sebab harga yang tertera di belakang buku rata-rata adalah 15 ribuan.. asiiik. Eh ada juga buku baru biografi Andy Noya yang didiskon 20 %, lucunya kata mbaknya yang jaga kasir diskon hanya berlaku di pameran yang berada di lantai bawah ini, jika beli di atas harga tetap sama.. hahaha ya masak beli harus naik lantai keatas harga malah lebih mahal. Saya sungguh tertarik dengan bukunya namun tidak tertarik dengan harganya, walau sudah diskon 20% jadi 72 ribu pun, masih kemahalan atuh buat saya harga segitu.

Akhirnya malam itu saya harus puas dengan hanya mengelus-elus kepala plontos Andy Noya di cover buku, tanpa bisa membawanya pulang. Dan sebagai penawar kecewa, hari itu saya yang cuma membawa uang 50 ribu untuk anggaran belanja beli buku, tanpa basa-basi saya pakai semuanya, habis malam itu untuk membawa pulang buku-buku ini yang harganya masing-masing 10 ribu rupiah saja, murah. Buku baru lagi bukan bekas. hehe. Lima puluh ribu lima buku.