Senin, 29 Agustus 2016

Roti.. Emang Bisa Buat Rame-Rame??


Seorang tetangga.. ibu-ibu, tampak agak gelisah berdiri celingukan didepan warung. Saya yang kebetulan jaga sambil nonton tv bisa melihat gelagatnya walau tak memperhatikan secara pasti.

Tak lama ia pun akhirnya beranikan diri berkata.. "Mas ada roti..?" Tanyanya..

Saya menoleh, "Wah tidak ada bu..tidak jual roti" jawab saya.

Ibu itu masih tetap berdiri dan bukannya pergi ia kemudian malah bertanya "Ibu ada dirumah?"

Dari intonasi pertanyaannya saya tahu ia ingin dipanggilkan ibu saya.. sayapun beranjak masuk kedalam.

Tak lama kemudian ibu saya mentake over pelanggan yang satu ini.. saya mengambil minum di kulkas yang jaraknya agak jauh tapi masih bisa mendengar percakapan mereka.

Setelah semua proses perniagaan selesai saya baru tahu.. apa yang dimaksud roti oleh ibu itu.. dan kenapa ia begitu gelisah mengungkapkannya pada saya perihal barang yang ingin dibelinya.. roti itu bukan sembarang roti.. roti yang tak bisa "dengan mudah" ditenteng kesana sini.. roti yang harus dibungkus dengan plastik.. kalau bisa warna hitam.. dan tidak transparan.

Roti yang... ah.. pokoknya gitu deh.. 

Berhubung sekarang saya tahu kode-kodean ini.. lain kali kalau ada ibu-ibu gelisah yang nanya "ada roti.." saya tak gegabah menjawab.. "Ada bu.. yang kering atau yang basah?"  "Bentuknya bulat, kotak atau lonjong?" "Yang rasa apa?" "Mau buat sendiri atau rame-rame?" 

*plethak* bisa-bisa saya malah ditimpuk toples waper.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah singgah dan meninggalkan jejak, nanti jika ada waktu saya berkunjung balik ke "rumah" mu..